Menteri Sosial Khofifah Dituntut Minta Maaf karena Beri Rokok untuk Orang Rimba di Jambi
Mensos Khofifah |
IndoNewsVevo - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tak
terima alasan Menteri Sosial Khofifah Indarparawansah yang memberi
rokok pada suku anak dalam atau orang rimba di Jambi karena adat
istiadat. Khofifah dituntut meminta maaf kepada publik karena memberi
contoh buruk.
"Saya keberatan jika Bu Menteri mengatakan kalau itu (pemberian rokok) karena persoalan adat istiadat. Seharusnya memberikan contoh yang baik. Kalau tidak baik, jangan diikuti," kata pengurus harian YLKI Tulus Abadi saat dihubungi detikcom, Minggu (29/3/2015).
YLKI memang melayangkan protes pada Khofifah dan meminta penjelasan terkait kasus tersebut. Namun, klarifikasi Khofifah di media yang menyebut memberi rokok sebagai 'adaptasi budaya', dinilai tak relevan.
Sikap Khofifah ini, kata Tulus, bertentangan dengan Peraturan Pemerintah 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan dan aturan pembatasan rokok lainnya. Karena itu, YLKI meminta Khofifah meminta maaf pada masyarakat atas pemberian rokok itu.
"Rokok diberi sebagai hadiah pada anak kecil padahal regulasi jelas tidak dibolehkan. Mengakui saja bahwa itu salah dan minta maaf karena itu akan dicontoh oleh masyarakat lain," ujarnya.
"Jangan berputar dengan budaya. Penghormatan tapi meracuni warga juga apa dibenarkan?" sindir Tulus.
Sebelumnya, Khofifah mengakui dirinya memberi rokok pada orang rimba di Jambi dengan alasan beradaptasi dengan adat istiadat setempat.
"Jangan bilang salah atau tidak salah. Datanglah ke sana, itu lebih arif. Datang ke sana, kenali adat istiadat, dan kita akan tahu sebuah benda posisinya seperti apa. Kalau kita ingin mengenali adat culture di wilayah negeri ini, tolong jangan menggunakan kacamata Jakarta saja. Datang ke mereka, kenali mereka, sapalah mereka, baru kita akan mengenali adat culture dan tradisi setempat," kata Khofifah di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya, Minggu kemarin.
"Saya keberatan jika Bu Menteri mengatakan kalau itu (pemberian rokok) karena persoalan adat istiadat. Seharusnya memberikan contoh yang baik. Kalau tidak baik, jangan diikuti," kata pengurus harian YLKI Tulus Abadi saat dihubungi detikcom, Minggu (29/3/2015).
YLKI memang melayangkan protes pada Khofifah dan meminta penjelasan terkait kasus tersebut. Namun, klarifikasi Khofifah di media yang menyebut memberi rokok sebagai 'adaptasi budaya', dinilai tak relevan.
Sikap Khofifah ini, kata Tulus, bertentangan dengan Peraturan Pemerintah 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan dan aturan pembatasan rokok lainnya. Karena itu, YLKI meminta Khofifah meminta maaf pada masyarakat atas pemberian rokok itu.
"Rokok diberi sebagai hadiah pada anak kecil padahal regulasi jelas tidak dibolehkan. Mengakui saja bahwa itu salah dan minta maaf karena itu akan dicontoh oleh masyarakat lain," ujarnya.
"Jangan berputar dengan budaya. Penghormatan tapi meracuni warga juga apa dibenarkan?" sindir Tulus.
Sebelumnya, Khofifah mengakui dirinya memberi rokok pada orang rimba di Jambi dengan alasan beradaptasi dengan adat istiadat setempat.
"Jangan bilang salah atau tidak salah. Datanglah ke sana, itu lebih arif. Datang ke sana, kenali adat istiadat, dan kita akan tahu sebuah benda posisinya seperti apa. Kalau kita ingin mengenali adat culture di wilayah negeri ini, tolong jangan menggunakan kacamata Jakarta saja. Datang ke mereka, kenali mereka, sapalah mereka, baru kita akan mengenali adat culture dan tradisi setempat," kata Khofifah di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya, Minggu kemarin.
No comments :
Post a Comment
Jangan Melakukan Spam di Blog Ini, Tidak Ada Link & Bicara Kotor